REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan taksi ilegal atau mobil pribadi berpelat hitam yang dialifhfungsikan menjadi kendaraan umum semakin marak di Terminal Kampung Rambutan selama musim mudik Lebaran 2014.
Dari pantauan di lapangan, para sopir taksi ilegal tersebut mencari penumpang di tempat kedatangan. Mereka mematok harga Rp 150.000 untuk jarak dekat. Namun untuk jarak jauh, harga bisa nego.
"Setiap tahun, saya selalu mencari penumpang di sini. Tidak ada masalah," ujar salah seorang sopir taksi ilegal, Andri, di Terminal Kampung Rambutan, Senin.
Dia mengatakan, pemudik lebih suka naik kendaraannya karena bisa memuat hingga tujuh penumpang. Lebih banyak dibandingkan taksi biasa maksimal lima penumpang dewasa.
Komandan Regu III Terminal Kampung Rambutan, Yanuarianto, mengatakan pihaknya kesulitan membedakan antara taksi gelap dengan mobil yang mengantar atau menjemput penumpang.
"Selain itu pengawasannya sulit, meskipun kami selalu keliling untuk mengawas," ujar Yanuar.
Selain itu, yang paling berwenang menindak taksi ilegal tersebut adalah pihak kepolisian. "Kalau Dinas Perhubungan, hanya melihat izin operasionalnya saja."
Puncak arus balik di terminal yang terletak di kawasan Jakarta Timur itu sudah terjadi pada H+5 atau Minggu (3/8) kemarin. Jumlah pemudik yang berangkat sebanyak 1.643 dan penumpang yang tiba sebanyak 33.329 jiwa. Jumlah tersebut, menurun dari tahun lalu, tiba sebanyak 33.909 jiwa.
Yanuarianto memperkirakan arus balik akan terus terjadi hingga H+7. Penyebabnya karena kemacetan yang terjadi di sebagian wilayah Jawa.