REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian, di Teheran pada Selasa (5/8), menyatakan harapan, jalur darat akan disiapkan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan kepada orang-orang tak berdaya di Gaza melalui penyeberangan perbatasan Rafah.
Berbicara kepada IRNA, Amir-Abdollahian mengacu pertemuan dengan timpalannya dari Mesir, Mohammad Badreddin Zayed, di sela-sela pertemuan darurat sehari Komite Palestina Gerakan Non-Blok di Teheran yang dibuka disaksikan Presiden Hassan Rouhani pada Senin (4/8).
Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai berbuah dan penting, dan menambahkan bahwa kedua pihak juga menekankan perlunya memperhatikan hak-hak rakyat Palestina khususnya warga Gaza. Dia mengatakan, pemerintah Mesir sedang mencoba untuk memainkan peran konstruktif pada tahap ini.
Amir-Abdollahian menekankan bahwa pemindahan anak-anak dan perempuan Palestina yang terluka ke Teheran dan pengiriman bantuan kemanusiaan Iran ke Gaza akan terwujud setelah penyeberangan perbatasan Rafah dibuka kembali.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Ahad lalu, mendesak masyarakat internasional mengambil tindakan segera menghentikan serangan berat Israel di Gaza dan membantu pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Dalam percakapan telepon dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Al-Khaled Al-Sabah, Zarif dikutip oleh kantor berita Iran, IRNA, mengatakan bahwa rezim Zionis mengambil keuntungan dari keadaan di bawah blokade Gaza dan meluncurkan pembantaian skala penuh di sana.
Pembentukan gencatan senjata harus memenuhi tuntutan Palestina yang menyerukan pencabutan blokade Gaza dan untuk tidak mengulangi agresi, katanya.
Menteri luar negeri Kuwait, untuk bagiannya, menyatakan harapan bahwa melanjutkan upaya dan koordinasi antara negara-negara di kawasan ini akan mengakibatkan penghentian segera agresi. Dia juga menyuarakan kesiapan Kuwait untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan darurat kepada rakyat Palestina.