Rabu 06 Aug 2014 16:25 WIB

Hanya 35 SPBU di Jateng-DIY Kena Pembatasan Solar

Rep: Heri purwata/ Red: Esthi Maharani
Solar bersubsidi (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Solar bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pertamina Pemasaran Wilayan IV Jawa Tengah, melakukan revisi terhadap data SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang terkena pembatasan penjualan solar subsidi.

External Relation Pertamina MOR IV Jateng, Roberth MV Dumatubun, dalam rilisnya menyatakan, bila sebelumnya disebutkan hanya ada 372 SPBU atau 51 persen dari total SPBU yang beroperasi normal seperti biasa, maka yang benar hanya ada 35 SPBU atau sekitar 5 persen dari total SPBU di Jateng/DIY yang dikenakan pembatasan penyaluran solar subsidi.

''Dengan demikian, kami harap masyarakat bisa tetap tenang dan tidak perlu //panic buying//. Stok BBM masih mencukupi, dan terkena pembatasan penyaluran solar subsidi hanya ada 35 SPBU di Jateng-DIY,'' jelasnya, Rabu (6/8).

Dia menyebutkan, dengan dilakukan pembatasan hanya pada 35 SPBU, maka masyarakat di Jateng/DIY tidak akan menemui kesulitan dalam memperokeh BBM selama diberlakukan kebijakan tersebut.

''Dengan hanya dilakukan pembatasan terhadap 35 SPBU, maka pengguna kendaraan solar baik pribadi maupun umum tidak kesulitan mendapatkan bahan bakar, karena jarak antar satu SPBU dengan SPBU lain di wilayah Jateng DIY, tidak berjauhan,'' jelasnya.

Ke-35 SPBU yang terkena pembatasan BBM tersebut, tidak merata di terapkan di setiap kabupaten di Jateng/DIY. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng dan 5 kabupaten/kota di DIY, ada wilayah kabupaten yang tidak terkena pembatasan BBM.

Berdasarkan data yang diterima dari Pertamina Pemasaran Jateng, wilayah yang SPBU-nya paling banyak terkena pembatasan adalah di wilayah Kota Semarang. Di wilayah ini, ada 3 SPBU yang terkena pembatasan.

Sedangkan wilayah lainnya, ada yang dua SPBU atau 1 SPBU. Seluruh SPBU yang terkena pembatasan itu pun, kebanyakan berada di jalur dalam kota yang relatif tidak banyak kendaraan mengonsumsi solar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement