REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Seorang pejabat senior PBB telah memperingatkan bahwa kekerasan yang sedang berlangsung di Ukraina akan mempengaruhi empat juta orang yang tinggal di timur negara itu. Mereka terancam tidak bisa mendapatkan air dan pasokan listrik yang telah mengalami kerusakan signifikan.
John Ging, direktur operasi kemanusiaan PBB, mengatakan pada pertemuan darurat pada Selasa bahwa kekerasan, terutama di daerah perkotaan, akan menempatkan lebih banyak orang beresiko dan menyebabkan peningkatan jumlah korban meningal jika solusi politik tidak bisa dicapai.
Dia memperingatkan Dewan Keamanan bahwa situasi kemanusiaan di Ukraina timur yang terus memburuk seperti pasokan listrik dan air menjadi langka, rumah yang hancur dan petugas kesehatan melarikan diri.
"Tindakan cepat sangat diperlukan untuk mencegah hal ini," katanya kepada anggota dewan seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu (6/8).
Di Donetsk dan Luhansk, pasokan air telah dipotong sampai beberapa jam per hari, perlengkapan kesehatan semakin menipis dan diperkirakan 70 persen dari tenaga kesehatan telah melarikan diri.
Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan situasi di timur, khususnya di Luhansk dan Donetsk, adalah "bencana". Dia menuduh militer Ukraina melakukan penembakan secara sembarangan ke perumahan.
Dalam banyak kota-kota kecil, kata dia, 80 persen dari rumah hancur dan ratusan bangunan telah runtuh. Churkin mengatakan Rusia ingin mengirim konvoi kemanusiaan ke Luhansk dan Donetsk di bawah naungan Komite Internasional Palang Merah.