REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengevakuasi beberapa staf konsulatnya dari kota Arbil, Irak. Kementerian Luar Negeri AS, Ahad, mengatakan keputusan itu diambil karena gerakan militan yang meluas.
Pengumuman itu menyatakan evakuasi beberapa staf dari konsulat jenderal di Arbil merupakan bentuk dari peringatan perjalanan ke Irak.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Marie Harf, mengonfirmasi keterangan tersebut. Dia mengatakan keputusan itu diambil karena mempertimbangkan kondisi keamanan di Irak. Sebagian staf dipindah sementara ke konsulat di Basra dan unit pendukung Irak di Amman.
"Kekhawatiran atas keamanan sangat tinggi di Irak. Keputusan tersebut diambil sebagai pencegahan bukan karena adanya ancaman tertentu," ujar dia, dilansir The News mengutip dari AFP, Senin (11/8).
Dia mengatakan secara keseluruhan, mayoritas staf tetap berada di Arbil dan konsulat tetap beroperasi seperti biasa.