REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ulama sekaligus mantan Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu periode 2005-2010, HM Syamlan, meminta seluruh pihak agar lebih hati-hati memilah agama dengan isu radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Jangan sampai isu ISIS ini membuat masyarakat takut untuk belajar agama Islam oleh karena salah pemahaman maupun salah memberikan pemahaman terhadap masyarakat," kata dia di Bengkulu, Rabu (13/8).
Syamlan mengatakan melakukan generalisasi ajaran agama dengan kegiatan radikal ISIS dapat menciptakan pandangan negatif terhadap Islam.
"Karena itu, kita harus berhati-hati melihat, mana yang ajaran agama mana yang kegiatan radikal. Kalau kegiatan radikal, Islam dengan keras menolak, Islam adalah 'rahmatan lilalamin' (rahmat bagi seluruh alam)," katanya.
Menurut mantan wakil gubernur itu, seluruh unsur di daerah itu agar tidak membuat isu maupun menciptakan pandangan negatif terhadap orang-orang yang belajar agama.
"Jangan sampai seperti dulu, orang belajar agama langsung dicap teroris, orang pakai jenggot dicap teroris, orang memakai jubah juga dicap teroris,'' kata Syamlan.
''Jangan menuduh seseorang menjadi teroris, sesat atau ikut organisasi radikal oleh karena cara mereka berpakaian, tetapi lihat muatan atau misi apa yang dibawa mereka," ujarnya.