Rabu 13 Aug 2014 13:11 WIB

Duh, Semangat Remaja Meriahkan HUT RI Kian Menurun

Rep: C91/ Red: M Akbar
 Jelang peringatan HUT RI ke-69, pedagang bendera mulai berjualan di Jalan Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan (1/8).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Jelang peringatan HUT RI ke-69, pedagang bendera mulai berjualan di Jalan Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan (1/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kini warga mulai malas menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia, pada 17 Agustus. Remaja di Pisangan, Ciputat Timur, mengaku tak lagi membentuk kepanitiaan acara kemerdekaan.

"Biasanya sebulan sebelum Agustus, kita sudah rapat membentuk panitia," ujar Khoirunnisa (15), kepada Republika, (13/8).

Ia menambahkan, saat ini kebanyakan anak muda, disibukkan dengan aktivitas sekolah, dan lainnya, sehingga tak sempat meluangkan waktu.

Nisa bercerita, setelah membentuk panitia, biasanya beragam acara dan perlombaan disusun kemudian mengajukan dana ke warga. Selanjutnya, panitia akan meminta iuran dari rumah ke rumah setiap hari.

"Walaupun hadiahnya nggak terlalu mahal, tapi senang karena rame. Masyarakat jadi kumpul untuk nonton lomba berlangsung,'' tuturnya.

Warga Pisangan pun mengaku belum menerima surat pemberitahuan apapun dari panitia hari kemerdekaan. Mustofa (40), warga Pisangan, mengatakan, biasanya dua minggu sebelum hari H, mereka sudah meminta iuran setiap habis Maghrib.

"Sepertinya remaja sekarang cuek. Saya juga lihat di beberapa kelurahan lain, remajanya mulai jarang buat acara 17-an," kata Mustofa. Menurutnya, semangat perjuangan harus ditumbuhkan dalam jiwa setiap remaja, agat lebih peduli dengan peringatan hari nasional semacam ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement