REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Obat Ebola yang masih belum lolos ujicoba telah tiba di Liberia menggunakan pesawat. Obat-obatan ini akan digunakan untuk merawat dua dokter yang terjangkit virus ini.
Dua kotak ZMapp tiba di Liberia menggunakan penerbangan komersial dari Amerika Serikat yang dibawa oleh menteri luar negeri Liberia, Augustine Ngafuan. Obat ini akan dibawa ke rumah sakit di ibukota dan diberikan kepada dokter Liberia Zukunis Ireland dan Abraham Borbor yang secara resmi menyatakan tertular dari penyakit ini ketika menangani pasien.
Virus Ebola telah menyebabkan 1.069 penderitanya meninggal. Diperkirakan juga terdapat 1.975 kasus Ebola. Penyakit ini telah merebak di sejumlah negara di Afrika seperti Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Tiga orang juga telah dinyatakan meninggal di Nigeria.
Organisasi kesehatan WHO mengatakan hanya sekitar 10 hingga 12 dosis obat yang telah dibuat dan menimbulkan pertanyaan siapa yang harus diprioritaskan mendapatkan perawatan ini. Para dokter tersebut akan menjadi warga Afrika pertama yang mendapatkannya. Meskipun begitu, obat ini sebelumnya juga telah diberikan kepada pendeta Spanyol yang kemudian meninggal, serta diberikan kepada dua pekerja sosial Amerika yang dilaporkan membaik.
Pihak berwenang juga mengkhawatirkan status ZMapp yang masih ujicoba ini dapat menyebabkan adanya tuduhan manusia sebagai kelinci percobaan. "Ini bukan obat mujarab untuk kasus ini. Pasien beresiko," kata asistan Menteri Kesehatan Liberia, Tolbert Nyenswah.
Menteri Komunikasi Lewis Brown menyebutkan obat tersebut menawarkan harapan hidup dan penggunaannya hanya semacam untung-untungan. Alasannya, jika tidak dicoba, maka penderita pasti akan meninggal. Hingga kini, belum ada obat atau vaksin yang dapat menyembuhkan penderita Ebola.