REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pidato kenegaraan pada Jumat (15/8) di gedung MPR/DPR/DPD menjadi pidato kenegaraan yang terakhir bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia pun berpamitan.
"Ini terakhir kalinya saya berpidato di tempat yang saya hormati ini sebagai presiden," katanya.
Ia pun mengatakan meski sudah 10 kali melakukan pidato kenegaraan di Gedung MPR/DPR/DPD, tetapi perasaan yang dirasakannya sama ketika pertama kali berdiri di atas mimbar.
"Perasaan saya sama ketika pertama kali berdiri di sini, penuh semangat dan tekad untuk memberikan yang terbaik," katanya.
Dikatakannya, dalam 10 tahun terakhir, ia mencoba untuk mendedikasikan jiwa dan raga untuk Indonesia. Terlepas dari cobaan, krisis, dan tantangan yang dialami ia mengaku tidak sedikit pun ada perasaan pesimis terhadap masa depan Indonesia. Ia juga mengatakan tidak pernah tergoda untuk melanggar sumpah jabatan dan amanah yang diberikan rakyat kepadanya.
"Pada akhirnya, tanggung jawab saya bukan pada partai politik atau parlemen, tapi kepada republik, kepada rakyat Indonesia yang memberikan kepercayaan kepada saya, kepada sejarah dan kepada Tuhan," katanya yang disambut riuh tepuk tangan.