REPUBLIKA.CO.ID, IRBIL -- Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menembaki puluhan pria Yazidi di Irak. Sebelumnya, mereka pun menculik istri dan anak-anak warga Yazidi.
Dilansir dari Las Vegas Sun, anggota parlemen Yazidi mengatakan pembantaian massal yang terjadi di Kicho ini sebagai bukti bahwa masyarakat masih terancam meskipun AS dan pasukan Irak telah melancarkan serangan.
Sementara itu, pesawat tempur AS telah menargetkan sebuah bendungan besar para militan yang telah direbut sebelumnya pada awal bulan ini. Dalam pernyataannya, Komando Pusat AS mengatakan serangan udara yang dilancarkan pada Sabtu (16/8) dilakukan untuk mendukung upaya kemanusiaan di Irak serta melindungi personel dan fasilitas AS.
Lanjutnya, sembilan serangan udara telah digencarkan sejauh ini dan telah menghancurkan empat kendaraan militer pengangkut para personel, tujuh kendaraan yang dipersenjatai, serta dua Humvees dan kendaraan lapis baja.
Serangan udara AS ini mulai dilakukan terhadap kelompok radikal pada pekan lalu. Mereka berupaya menyelamatkan ribuan warga Yazidi yang terjebak di pegunungan di Irak.
ISIS telah mengancam warga Yazidi untuk berpindah agama atau dibunuh. Kondisi ini menyebabkan puluhan ribu warga Yazidi mengungsi ke Gunung Sinjar tanpa adanya pasokan makanan.
Namun, pada Jumat (15/8) siang, mereka berhasil diselamatkan oleh serangan udara AS dan pasukan Kurdi yang membuka jalan aman untuk melintas.