REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah mengirim surat penundaan kenaikan harga Elpiji 12 kg dua pekan lalu. Padahal, kenaikan harga Elpiji 12 kg ini sudah disetujui secara bertahap.
Pengamat energi Prima Mulyasari Agustini menyayangkan penundaan kenaikan harga ini. Pertamina, kata Prima, akan rugi minimal Rp 5 triliun pada tahun ini jika tak ada lagi kenaikan harga Elpiji 12 kg.
"Idealnya ada kenaikan di awal semester dua 2014 ini agar kerugian Pertamina bisa ditekan hingga Rp 1 triliun," kata Prima di Jakarta, Ahad (17/8).
Elpiji 12 kg merupakan produk nonsubsidi sehingga, kata Prima, bisa dinaikkan untuk menggerus kerugian. Apalagi, pasar produk ini kalangan menengah ke atas.
Pada tahun lalu, Prima mengingatkan Pertamina rugi Rp 6 triliun dari bisnis Elpiji 12 kg. Pada semester pertama 2014 ini saja, kerugian sudah hampir Rp 3 triliun, yakni Rp 2,8 triliun.
Karena itu ia mendesak pemerintah untuk menaikkam harga Elpiji 12 kg hingga mencapai harga keekonomiannya. Sebaliknya, Pertamina harus konsisten menjaga mutu dan pasokan produk tersebut.