Senin 18 Aug 2014 18:57 WIB

74 Persen SD Lakukan Penjaringan Kesehatan

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi (
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi (

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi, mengatakan 74 persen Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia telah melaksanakan penjaringan kesehatan di sekolah. Jumlah tersebut belum memenuhi target yakni 94 persen sekolah melakukan penjaringan kesehatan.

"Penjaringan kesehatan di sekolah sangat penting karena merupakan dasar untuk mendeteksi masalah kesehatan yang dialami peserta didik dan berpotensi mengganggu proses belajar-mengajar, serta menentukan jenis-jenis pelayanan yang harus diberikan untuk peserta didik," kata Menkes saat memberi sambutan dalam acara Penghargaan kepada Pemenang Lomba Kesehatan Sekolah Tingkat Nasional Tahun 2014, di kantor Kemenkes, Senin (18/8).

Kelompok anak usia sekolah di Indonesia berjumlah sekitar 66 juta. Kelompok tersebut, kata Menkes, adalah generasi muda yang menentukan masa depan bangsa. Bangsa yang sehat, berkualitas, produktif, dan berdaya saing sangat ditentukan oleh derajat kesehatan dan kualitas hidup kelompok usia sekolah.

Di sisi lain, penjaringan kesehatan penting karena masalah kesehatan anak usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan 26,4 persen anak usia SD/SMP menderita anemia gizi yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

Di samping itu, Riskesda juga melaporkan perilaku berisiko yang dilakukan oleh kelompok usia sekolah, antara lain, merokok dilakukan oleh 18,3 persen anak usia 15-19 tahun; kurangnyua aktivitas fisik pada 35,4 persen anak usia 15-19 tahun; terdapat 95 persen anak usia 13-15 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur; ada 92,3 persen anak usia 13-15 tahun tidak menggosok gigi dengan benar; dan terdapat 80 persen anak usia 13-15 tahun tidak mencuci tangan dengan benar.

"Anak juga tidak bisa sendiri, memang dia sudah ada di sekolah, kita bisa membudayakan perilaku hidup sehat dan bersih. Betapa penting UKS itu sebagai alat untuk menanamkan perilaku bersih dan sehat juga melawan penyakit yang ada di masyarakat.

Nafsiah menyinggung soal mi instan masuk kampung yang sangat mempengaruhi kesehatan. Hal itu menyebabkan anak-anak tidak lagi makan sayur dan buah.

"Saudara-saudara bisa mengubah itu. Ayo kita ubah, kalau tidak siapa yang akan mengubah? Saya sih sudah mau mati," guraunya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement