REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero kembali menambah lini bisnis dengan memasuki bisnis air minum mineral dalam kemasan dengan investasi Rp150 miliar dengan merek dagang "Raja Air".
"Keputusan RNI masuk dalam bisnis air mineral selain ada peluang usaha cukup besar, juga karena semangat bahwa sumber daya air harus dikuasai oleh negara. RNI sebagai instrumen negara untuk mengelola air," kata Dirut RNI Ismet Hasan Putro pada acara peluncuran perdana 'Raja Air' di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya RNI sudah meluncurkan produk "Raja Gula", "Raja Daging".
Menurut Ismed, untuk tahap awal pabrik air minum sudah beroperasi di Padalarang, Jawa Barat kerja sama RNI dengan Perum Peruri (Persero) sebagai pemilik lahan sekaligus pemilik konsesi pengolahan air mineral di kawasan itu.
"Selama tahun 2014, kami menargetkan bisa memproduksi setara dengan 100.000 galon. Akan kita sesuaikan dengan permintaan konsumen," kata Ismet.
Adapun air kemasan yang diproduksi RNI tersebut berukuran 330 ml, botol 600 ml, dan 1.500 ml, serta ukuran galon.
Setelah di Padalarang, RNI akan mengembangkan lokasi produksi air mineral dengan sumber air di Ungaran, Jawa Tengah, Pandaan, Jawa Timur, dan di Singaraja, Bali.
"Pada tahun 2017, rencana pengembangan tiga pabrik berikutnya sudah bisa berproduksi dengan investasi bertahap hingga Rp150 miliar," ujarnya.
Hasil produksi air mineral RNI tersebut akan dipasarkan untuk mengisi Warung Rajawali dan Rajawali Mart yang pada akhir tahun 2014 telah mencapai 1.000 titik, serta melalui jaringan distribusi PT Rajawal Nusindo yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Produksi air mineral juga akan kami pasok ke jaringan kerja sama ritel modern seperti Alfa, Giant, Carrefour, dan Indomaret," ujar Ismed.