Rabu 20 Aug 2014 12:13 WIB

ISIS Mengancam Banyak Jurnalis yang Akan Dipancung

Rep: Dessy S Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Jurnalis James Foley.
Foto: Ksat.com
Jurnalis James Foley.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Setelah dirilisnya sebuah video pemancungan seorang jurnalis AS, sejumlah jurnalis lainnya dikhawatirkan juga akan turut dipancung setelah kelompok radikal ISIS memberikan ancaman. Pasalnya, sekitar 20 orang jurnalis masih dinyatakan hilang di Suriah.

Pada Selasa, ISIS telah mengunggah sebuah video yang mengancam akan membunuh semua warga Amerika. Video ini dirilis menyusul pengumuman Presiden Barack Obama yang akan mengambil beberapa langkah selanjutnya setelah pasukan AS berhasil merebut bendungan Mosul dari tangan kelompok ISIS.

Setelah dirilisnya sebuah video pemancungan seorang jurnalis Amerika James Foley, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) memperkirakan sekitar 20 jurnalis masih hilang di Suriah. Setelah dikonfirmasi, diantara jurnalis yang hilang tersebut merupakan warga Amerika Austin Tice.

Ia bekerja sebagai seorang freelancer yang melaporkan berita untuk Washington Post. Ia dinyatakan hilang di Suriah pada Agustus 2012. Namun, tak ada informasi lebih lanjut atas penculikannya ini.

Menurut CPJ, baik warga Amerika atau bukan, Suriah menjadi tempat yang paling berbahaya bagi para jurnalis selama lebih dari dua tahun. Selama beberapa tahun, sebanyak 69 jurnalis telah tewas dalam konflik ini dan 80 jurnalis telah diculik. Angka ini tak termasuk korban penculikan lainnya yang tidak dipublikasikan. "Sangat sulit mengetahui jumlah tepatnya," kata CPJ.

CPJ juga mengecam pemancungan yang dilakukan terhadap James Foley. "Pembunuhan barbar terhadap jurnalis James Foley, diculik di Suriah dan ditahan selama hampir dua tahun, membuat semua orang muak. Foley pergi ke Suriah untuk menunjukan penderitaan rakyat Suriah dan menjadi saksi perjuangan mereka, dan dengan melakukan hal ini ia memperjuangkan kebebasan pers," kata Ketua CPJ Sandra Mims Rowe.

Foley diculik pada 22 November 2012 silam di utara Suriah. Sekelompok pria bersenjata dilaporkan telah menculik dan membawanya. Setelah itu pun tak ada kabar yang beredar. Ia melaporkan untuk portal berita AS, Global News.

Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Caitlin Hayden memberikan pernyataan resminya yang mengatakan komunitas intelijen tengah berupaya mencari keaslian video Foley itu.

"Kami telah melihat video yang isinya pembunuhan warga Amerika James Foley oleh ISIS. Komunitas intelijen tengah bekerja secepat mungkin untuk memutuskan keasliannya. Jika video itu asli, kami sangat terkejut atas aksi pembunuhan brutal terhadap jurnalis Amerika yang tak bersalah dan kami menyampaikan rasa belasungkawa terhadap keluarga dan kerabatnya. Kami akan memberikan informasi jika memang ada," katanya.

Sedangkan, juru biara Gedung Putih Eric Schultz mengatakan Obama telah melakukan pertemuan membahas video tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement