Kamis 21 Aug 2014 15:57 WIB

Gubernur Jatim: Implementasi UU Desa Lahirkan Korupsi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jatim Soekarwo (tengah).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gubernur Jatim Soekarwo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo mengatakan, Undang-Undang (UU) 6/2014 tentang Desa, berimplikasi terhadap ketersediaan dana dan kewenangan desa cukup besar.

“UU Nomor 6 Tahun 2014 tidak serta-merta menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Melainkan dapat menghadirkan korupsi, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, hilangnya modal sosial, dan konflik kekerasan sosial,” ujarnya saat membuka Seminar Isu Strategis Aktual Jawa Timur, Implementasi UU Nomor 6/2014 tentang Desa, Membangun Desa Mandiri, Sejahtera dan Partisipatoris, di Surabaya, Rabu (20/8) malam.

Untuk mengatasinya, Soekarwo memberikan beberapa solusi, yaitu dengan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi perangkat desa. Caranya yaitu dengan memberikan pendampingan terhadap permasalahan akutansi pemerintahan dan pertanggungjawaban keuangan untuk menghindari tindakan maladministrasi yang dapat berakibat pada tindak pidana korupsi.

Penekanan lainnya yaitu dengan menjaga tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat desa dalam perumusan, implementasi, dan pengawasan kebijakan pemerintah desa. “Kebijakan partisipatoris, mengajak masyarakat untuk berembuk menentukan kebijakan, menjalankan dan ikut mengawasi pelaksanaan kebijakan,” ujarnya.

Solusi lain, kata dia, yaitu mendorong penganggaran pembangunan dan belanja desa untuk pembiayaan program-program pengembangan ekonomi produktif di desa. Melakukan pecific grant yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter masing-masing desa untuk menghindari celah dalam regulasi yang berakibat pidana korupsi. 

“Yang tidak boleh terlupakan adalah meningkatkan pelayanan publik, mendorong agenda pelestarian budaya lokal di desa. Nilai-nilai dan praktek-praktek budaya lokal di desa seharusnya tetap terjaga dan terlestarikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement