REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Museum di Belanda akan menunda pemulangan benda-benda pusaka arkeologi Crimea. Ini dilakukan karena khawatir terjadi sengketa baik dengan Rusia maupun Ukraina.
Artefak abad pertengahan yang tak ternilai harganya yang dipinjam dari museum Crimea, dipamerkan di Allard Pierson Museum di Amsterdam pada Februari lalu, kurang dari sebulan sebelum semenanjung itu disusupi Rusia. Museum-museum yang kini berada di bawah otoritas Rusia itu meminta agar artefak-artefak itu dikembalikan, sementara pemerintah Ukraina di Kiev juga mengakui benda tersebut.
Pameran berjudul "Crimea: Emas dan Rahasia dari Laut Hitam", menampilkan benda-benda dari abad dua Sebelum Masehi hingga akhir abad pertengahan, antara lain penutup kepala terbuat dari emas, kotak berpelapis yang berasal dari Cina yang ditemukan pada masa Romowi dalam Jalur Sutra di Crimea.
Suatu pemeriksaan hukum dilakukan untuk menentukan pengakuan benda-benda tersebut, kata pihak museum dan menyebut situasi ini sangat unik dan rumit. Mengembalikan artefak itu pada salah satu pihak pasti akan menghadapi tuntutan dari pihak yang lain, terlalu riskan bagi museum Allard Pierson.
Koleksi yang diperebutkan itu akan disimpan dengan aman "sampai jelas" statusnya dan diatur oleh hakim atau badan independen yang ditunjuk, atau setelah ada kesepakatan lebih lanjut dari semua pihak. Crimea merupakan persimpangan jalan bagi jalur perdagangan kuno dan pantai di semenanjung Laut Hitam yang sudah lama dikenal sebagai timbunan harta benda arkeologi yang mengagumkan.