Jumat 05 Jun 2020 14:13 WIB

Tiga Kabupaten di Sumsel Nyatakan Siaga Karhutla

Antisipasi Karhutla 2020 satgas mengandalkan lima satelit untuk akurasi titik api.

Red: Fuji Pratiwi
Kebakaran hutan (ilustrasi). Tiga kabupaten di Sumatra Selatan telah menyatakan status siaga kebakaran hutan dan lahan pada 2020.
Foto: Istimewa
Kebakaran hutan (ilustrasi). Tiga kabupaten di Sumatra Selatan telah menyatakan status siaga kebakaran hutan dan lahan pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tiga kabupaten di Sumatra Selatan telah menyatakan status siaga kebakaran hutan dan lahan pada 2020 untuk mengantisipasi bencana yang hampir muncul setiap tahun tersebut.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, mengatakan, ketiga kabupaten tersebut yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Lahat. "Seluruh wilayah di Sumsel sebenarnya berpotensi terjadi kebakaran hutan, kebun dan lahan. Namun, sementara ini baru tiga wilayah itu yang menyatakan status siaga," ujar Ansori, Jumat (5/6).

Baca Juga

Ketiga kabupaten itu akan membuat posko penanggulangan jika ekskalasi kebakaran lahan semakin meluas saat musim kemarau 2020. Kesiagaan daerah, kata Ansori, sangat penting disiapkan mengingat Sumsel belum terlalu lama pulih dari Karhutla terparah saat kemarau 2019.

Dari 17 kabupaten/kota di Sumsel, kata dia, terdapat 10 wilayah yang paling berpotensi mengalami Karhutla yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas, OKU Timur, Musi Rawas Utara dan Banyuasin. Potensi Karhutla terjadi karena wilayah tersebut memiliki lahan gambut. Kebakaran sendiri timbul akibat ulah manusia yang masih membuka lahan dengan cara membakar (sonor) dan dengan cepat dapat meluas jika ditiup angin kencang pada kondisi udara kering.

"Secara umum kami sudah siapkan upaya-upaya pengendalian Karhutla, seperti penambahan citra satelit untuk memantau titik api," ucap Ansori.

Jika pada 2019 Satgas Sumsel mengandalkan tiga satelit (Aqua, Landsat-8, dan NOAA), maka pada antisipasi Karhutla 2020 satgas mengandalkan lima satelit yakni Aqua, Landsat-8, NOAA, SNPP, dan Terra. Banyaknya satelit akan mempertajam akurasi titik api sehingga lebih cepat diverifikasi pos pemadam setempat dan segera dipadamkan.

Seperti pantauan sejak Januari hingga April 2020, kelima satelit itu telah mendapatkan citra adanya 1.113 titik api di Sumsel yang mayoritas berada di Kabupaten OKI. Dinas Kehutanan Sumsel mencatat 428.356 hektare (Ha) hutan dan lahan hangus terbakar selama rentang Januari-November 2019, sebanyak 233.546 Ha atau 54,52 persen di antaranya terjadi di Kabupaten OKI. Pemprov Sumsel sendiri telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 37 miliar sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan selama 2020.

Sementara Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, mengatakan  musim kemarau 2020 diprediksi masuk ke Sumsel pada periode Juni, mundur dari prediksi normal pada Mei. BMKG juga memprediksi musim kemarau di Sumsel pada 2020 akan lebih basah dibandingkan 2019 berdasarkan permodelan sifat hujan yang telah dianalisis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement