REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin menepis isu yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) anti-Islam. Hal ini disampaikam Kiai Ma'ruf saat memenuhi undangan ulama Sukabumi dalam kegiatan Sambung Hati di Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Cibolang Kaler, Cisaat, Sukabumi, Rabu (19/12).
“Enggak ada presiden yang mengangkat calon wakil dari ulama dan kiai selain Pak Jokowi. Kok masih menganggap anti-Islam di mana pikirannya,” ujar Kiai Ma'ruf saat tausiyah dalam kegaitan Sambung Hati.
Menurut Kiai Ma'ruf, hanya Jokowi satu-satunya presiden yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Sejarah nasional mencatat pada 22 Oktober 1945 kalangan ulama yang dipelopori Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan Resolusi Jihad di Surabaya, Jawa Timur, untuk menyikapi keinginan Belanda berkuasa kembali di Republik Indonesia.
Tanggal kelahiran resolusi jihad yang menyelematkan Indonesia itu ditetapkan Jokowi setelah 70 tahun lamanya. Karena itu, jika ada yang menyebut Jokowi anti Islam, maka hal itu fitnah belaka.
"Nggak ada presiden yang menetapkan selain Jokowi," ucap Ketua Umum MUI ini.
Dalam acara yang dihadiri ratusan ulama dan tokoh masyarakat Sukabumi itu, Kiai Ma'ruf juga menegaskan bahwa dirinya telah diminta oleh ulama sepuh untuk membantu Jokowi membangun Indonesia ke depan. Karena itu, Kiai Ma'ruf meminta restu kiai dan kalangan santri untuk maju sebagai Cawapres Jokowi pada Pemilu 2019.
“Saya bahagia bisa bersilaturahmi dengan bapak kiai dan ibu-ibu nyai. Sebenarnya tujuan utama silaturrahmi ini sekaligus mohon doa mohon restu karena saya ini diajak Pak Jokowi menjadi cawpres beliau,” kata Kiai Ma'ruf.