REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, pelaporan dirinya ke Bawaslu oleh kubu capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah momentum penghentian semua serangan hoaks dan fitnah terhadap pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Hasto menyatakan siap merespons laporan itu.
"Saya siap untuk terus-terusan diserang oleh kubu Prabowo-Sandi, tapi jangan menyerang Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf. Bagi saya pribadi, lebih baik mereka menyerang saya, daripada menyerang Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Kamis, (27/12).
Sementara itu, dari tim kampanye Prabowo-Sandiaga, Koordinator Kuasa Hukum Tim Advokat Indonesia Bergerak, Djamaluddin Kordoeboena, menyatakan, Hasto dilaporkan ke Bawaslu atas pernyataannya saat Safari Kebangsaan di Lebak, Banten, pada pekan lalu. Ketika itu Hasto kepada masyarakat di Banten, "Pada pemilu 2019 , masyarakat mau pilih yang mana, yang suka memfitnah atau difitnah," kata Djamal, menirukan ucapan Hasto seperti dikutip di media.
Menurut Hasto, laporan yang disampaikan Tim Kampanye Prabowo-Sandi ke Bawaslu, akan ditanggapinya secara serius, karena pelaporan ini akan menjadi momentum untuk membalikkan keadaan. "Hijrah dari segala bentuk hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah, menjadi politik bermartabat yang mengedepankan nilai, etika, dan budaya timur," katanya.
Menurut Hasto, hijrah itu menjadi krusial karena Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, menjadi semakin melaju. "Bagi mereka yang terbuka mata bathinnya, maka mereka bisa melihat perubahan itu," ucapnya.
Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf itu mengatakan, dirinya siap menghadapi semua serangan. Karena, menurutnya, ia telah dididik oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk berani menyuarakan suara hati yang benar.
"Di PDI Perjuangan, kami dididik untuk berdiri di atas kebenaran dalam politik dan berani menyuarakan kebenaran. Kami memiliki prinsip 'Satyam Eva Jayate', bahwa kebenaranlah yang akhirnya akan menang," ujar Hasto.
Hasto menambahkan, adanya laporan ke Bawaslu ini, menunjukkan kubu Prabowo-Sandiaga sebenarnya bisa merasakan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf sudah ribuan kali diserang dengan hoaks dan fitnah. "Bahkan mungkin, jumlahnya sudah tidak terhitung," katanya.