Rabu 09 Jan 2019 00:24 WIB

BPN Komentari Hasil Survei Terakhir Indikator

Berdasarkan survei Indikator Politik, angka undicided dan swing voters masih tinggi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin menunjukkan angka 54,9 pada survei yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia, Selasa (8/1). Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzhar Simanjuntak menyebut angka tersebut masih mengkhawatirkan bagi pejawat.

"Yang namanya survei kalau petahana itu angkanya stagnan di angka 50 itu mengkhawatirkan dan mengerikan," kata Dahnil di sela-sela mendampingi aktivitas cawapres Sandiaga Salahuddin Uno di Jakarta, Selasa (8/1).

Ia menambahkan, hal itu berbeda seperti ketika Pemilu 2009 lalu, elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono diketahui mencapai 70 persen. Oleh karena itu ia optimistis bahwa Prabowo-Sandiaga bisa menang jika melihat angka survei tersebut.

"Kami yakin gelombang perubahan itu semakin membesar ya. Dan terus terang suasana yang ada di BPN itu suasana menang, kami terus terang akui itu," ungkapnya.

Dahnil menilai, ada beberapa indikator penyebab stagnannya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya yaitu banyaknya janji Jokowi yang tidak ditepati.

"Karena kan publik sudah cerdas ya, informasi dari teman-teman media, sosial media banyak sekali janji-janji kalau kita catat ada puluhan janji yang disampaikan Pak Jokowi tidak terpenuhi," ungkapnya.

Selain itu ia juga melihat bahwa masyarakat kini lebih banyak yang hidupnya merasakan lebih sulit. Selain tingginya harga-harga kebutuhan sehari-hari, kurangnya lapangan kerja juga kerap dirasakan masyarakat.

"Dan itu yang selalu diulang-ulang bang Sandi," ucap mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Sebelumya, survei Indikator Politik Indonesia menyampaikan hasil survei yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia pada 16-26 Desember 2018 lalu. Hasilnya elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf di angka 54,9 persen. Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga di angka 34,8 persen.

"Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres masih bisa berubah dalam waktu tiga bulan ke depan. Apalagi masih ada undecided voters serta swing voters yang seluruhnya mencapai 25 persen," kata Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, Selasa (8/1).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement