REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra, Mohammad Nizar Zahro merespons pernyataan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir yang meminta mahasiswa untuk tidak golput dengan mengajak mencoblos satu kali dan tidak dua kali agar surat suara sah. Nizar menganggap, pernyataan tersebut melanggar UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu.
"Meskipun dibalut acara sosialisasi cara mencoblos, namun sudah sangat jelas tendensi berkampanye untuk capres 01," kata Nizar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (21/2).
Menurutnya, cara tersebut dinilai tidak pantas dilakukan oleh seorang menteri yang membidangi pendidikan tinggi. Anggota Komisi X DPR tersebut menilai, pernyataan Menristekdikti tersebut bisa dikategorikan sebagai cara culas yang bertentangan dengan nilai nilai pendidikan.
"Kalau mau bantu capres 01 silakan dengan gagah berani cuti sebagai menteri atau dengan mengundurkan diri maka dirinya bisa fokus menjadi timses capres 01. Di situlah dirinya bisa leluasa kampanye," ujarnya.
Ia juga menuntut Nasir untuk segera meminta maaf terkait pernyataan yang disampaikan di Lapangan Puputan Renon Denpasar, Bali hari ini. Selain itu, Nizar juga meminta kepada Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) untuk segera memproses tindakan Menristekdikti itu.
Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir di hadapan mahasiswa dalam acara peluncuran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24 mengajak mahasiswa untuk tidak golput dalam pemilihan presiden dan pemilu legislatif pada 17 April 2019 mendatang. Ia juga mengimbau kepada seluruh mahasiswa unutk menggunakan hak pilihnya dengan baik agar bangsa Indonesia tidak rugi.
Nasir juga mempersilakan mahasiswa dan dosen untuk menggunakan hak pilih dengan mencoblos calon presiden pilihannya masing-masing sesuai hati nurani. Ia meminta agar jangan golput dengan mencoblos kedua pasangan capres-cawapres yang menyebabkan batalnya penghitungan suara.
"Silakan anda memilih sesuai dengan hati nurani saudara. Oleh karena itu jangan sampai di dalam hal ini jangan coblos dua, kalau dicoblos dua batal itu namanya nanti ya," kata Nasir.