Kamis 28 Aug 2014 20:20 WIB

Ribuan Nyamuk dan Kelelawar Pembawa Penyakit Diteliti

Kelelawar (Ilustrasi)
Kelelawar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ribuan hewan, seperti nyamuk, tikus, dan kelelawar yang dianggap "vektor" (pembawa) atau "reservoir" (sumber) penyakit akan diteliti kemungkinan kaitannya dengan penyakit-penyakit yang ada.

"Persiapan dan uji coba sudah dimulai 2014 ini," kata Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah, Vivi Lisdawati di Semarang, Kamis (28/8).

Hal itu diungkapkannya di sela-sela sosialisasi "Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora)" diprakarsai Kementerian Kesehatan dan B2P2VR yang berlangsung di Hotel Santika Premiere Semarang.

Menurut Vivi, pengumpulan data Rikhus Vektora akan segera dilakukan B2P2VR Salatiga yang mencakup 136 kabupaten dengan 816 titik ekosistem yang ada di seluruh provinsi, baik nyamuk, tikus, maupun kelelawar.

Setidaknya ada 402.000 ekor nyamuk yang dikenal sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan chikungunya, kemudian sebanyak 56.280 tikus, dan 32.160 kelelawar.

Dalam penelitian itu, kata dia, B2P2VRP akan bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, lembaga-lembaga penelitian, dan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

"Tujuan riset ini adalah untuk pemutakhiran data hewan-hewan, yakni nyamuk yang dikenal sebagai vektor, serta tikus dan kelelawar di Indonesia yang dikenal sebagai reservoir penyakit," kata Vivi.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes Prof Tjandra Yoga A mengatakan hasil penelitian Rikhus Vektora yang dilakukan B2P2VRP Salatiga itu akan dijadikan sebagai acuan nasional.

Ia mengakui pihaknya memang belum punya data terlengkap mengenai Rikhus Vektora atau hewan-hewan Anthropoda, yakni binatang bertulang belakang dan beruas, termasuk serangga yang dapat menularkan penyakit.

"Karena itu, yang akan dikerjakan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan, mulai 2015-2017 adalah meneliti hewan-hewan ini dan akan dicari kemungkinan kaitannya dengan penyakit-penyakit yang lain," katanya.

Ada puluhan hingga ratusan ribu hewan yang akan diteliti oleh B2P2VRP Salatiga, kata Tjandra, seperti nyamuk dan tikus, termasuk kelelawar untuk mengetahui hubungannya dengan penyakit-penyakit yang ada.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement