Senin 01 Sep 2014 05:56 WIB

Golkar NTB Tunjuk Ketua DPRD I Baru

Red: Erdy Nasrul
Partai Golkar
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Nusa Tenggara Barat menunjuk Baiq Isvie Rupaeda sebagai ketua sementara di DPRD Provinsi di daerah tersebut.

Sekretaris DPD Golkar NTB H Muh Amin di Mataram, Ahad, mengatakan, penunjukan Baiq yang tidak lain merupakan Wakil Ketua DPD Golkar NTB tersebut, sudah diputuskan di tingkat pengurus.

"Sudah kita tunjuk berdasarkan keputusan pengurus DPD Golkar provinsi," kata Amin.

Sementara, terkait ketua devinitif pengganti ketua sementara, Amin belum bisa menyebutkannya, karena belum diputuskan DPP dari lima nama yang diajukan sebagai ketua di DPRD NTB, meski tanggal 1 September esok dilakukan pelantikan anggota DPRD NTB terpilih periode 2014-2019.

"Sampai saat ini kita masih menunggu siapa yang ditunjuk menjadi Ketua DPRD NTB, terpenting kami sudah mengusulkan lima nama ke DPP, tinggal di pilih yang mana," jelasnya.

DPD Golkar sebagai pemenang Pileg 2014 di NTB, merekomendasikan lima nama calon Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di Jakarta.

Penetapan lima nama calon Ketua DPRD NTB itu, melalui proses penjaringan bakal calon yang dilakukan DPD Golkar NTB, melalui rapat yang dilaksanakan secara demokratis dan dihadiri pengurus DPP Golkar, Ahad lalu.

Lima nama calon Ketua DPRD NTB yang di usulkan Golkar NTB ke DPP, yakni H Wahidin HM Noer (Ketua Fraksi Golkar DPRD NTB), H Lalu Wireginawang (Anggota Komisi III DPRD NTB), H Umar Said (Anggota DPRD NTB sekaligus mantan Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat), Hj Isvie Rupaeda (Wakil Ketua DPD Golkar NTB), H Sahafari Ashari (Wakil Ketua Komisi IV DPRD NTB).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا شَهَادَةُ بَيْنِكُمْ اِذَا حَضَرَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ حِيْنَ الْوَصِيَّةِ اثْنٰنِ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ اَوْ اٰخَرٰنِ مِنْ غَيْرِكُمْ اِنْ اَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِى الْاَرْضِ فَاَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةُ الْمَوْتِۗ تَحْبِسُوْنَهُمَا مِنْۢ بَعْدِ الصَّلٰوةِ فَيُقْسِمٰنِ بِاللّٰهِ اِنِ ارْتَبْتُمْ لَا نَشْتَرِيْ بِهٖ ثَمَنًا وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۙ وَلَا نَكْتُمُ شَهَادَةَ اللّٰهِ اِنَّآ اِذًا لَّمِنَ الْاٰثِمِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila salah seorang (di antara) kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan (agama) dengan kamu. Jika kamu dalam perjalanan di bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian, hendaklah kamu tahan kedua saksi itu setelah salat, agar keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu, “Demi Allah kami tidak akan mengambil keuntungan dengan sumpah ini, walaupun dia karib kerabat, dan kami tidak menyembunyikan kesaksian Allah; sesungguhnya jika demikian tentu kami termasuk orang-orang yang berdosa.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 106)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement