REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Warga Desa Guwa Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, menolak pembangunan pipa gas milik PT Pertamina yang melintasi wilayah mereka. Warga mengkhawatirkan akan terjadinya ledakan atau kebocoran gas.
Pipa dengan diameter 20 centimeter tersebut dipasang di sepanjang jalan Desa Guwa Kidul sepanjang satu kilometer. Pipa yang dipasang dengan kedalaman sekitar 1 - 1,5 meter itu hanya berjarak beberapa meter dari rumah warga.
''Pipa yang dipasang hanya berjarak sekitar 20 centimeter dari bangunan warung saya dan sekitar satu meter dari rumah saya,'' ujar Maman, salah seorang warga yang rumahnya dilintasi pipa tersebut, Jumat (5/9).
Maman menolak pemasangan pipa tersebut karena khawatir mengalami ledakan atau kebocoran. Hal itu seperti yang terjadi pada pipa Pertamina di Kabupaten Subang, beberapa waktu lalu.
''Saya sangat mengkhawatirkan keselamatan keluarga saya,'' kata Maman.
Alasan penolakan Maman juga ditambah dengan tidak adanya sosialisasi dari pihak Pertamina. Dia menyatakan, informasi mengenai kepemilikan pipa Pertamina itu diketahuinya hanya dari cerita pekerja yang memasang pipa tersebut.
Maman menambahkan, pipa tersebut juga pernah bocor sekitar empat bulan lalu. Dampaknya, sumur yang menjadi sumber air keluarganya menjadi bau. ''Tapi tidak ada tindak lanjut sama sekali, apalagi kompensasi. Permintaan maaf dari Pertamina juga tidak ada,'' keluh Maman.
Seorang praktisi hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Madun Jaya, Dawud Sanudi, juga mengaku heran dengan proyek pipanisasi milik PT Pertamina itu. Pasalnya, warga yang dilintasi pipa tersebut sama sekali tidak diberikan sosialisasi yang jelas.
''Warga mengetahui pipa itu milik PT Pertamina juga dari pekerja yang memasangnya, bukan dari Pertaminanya langsung,'' kata Dawud.
Dawud menilai, jika sosialisasi tidak disampaikan ke masyarakat secara jelas, maka dikhawatirkan akan timbul masalah di kemudian hari. Karena itu, pihaknya meminta agar Pertamina menghentikan terlebih dulu proyek tersebut hingga ada persetujuan dari warga.
''Kami akan melayangkan surat somasi kepada Pertamina. Bahkan, sebagian warga sudah siap melakukan unjuk rasa agar proyek tidak dilanjutkan,'' tegas Dawud.