REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Presiden FIFA, Sepp Blatter, tidak mau berubah dalam memilih Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Padahal tetangga Rusia, Ukraina, sedang menghadapi konflik politik.
Faktanya ialah tidak ada yang dapat memastikan apa yang akan terjadi dengan krisis di Ukraina selanjutnya. Alhasil, Blater meminta dunia untuk ikut membentuk stabilitas di negara itu serta berpikir jernih untuk memberikan kesempatan Rusia sebagai tuan rumah.
Banyak yang mengecam Rusia menjadi tuan rumah, terlebih dengan sikapnya yang mencaplok secara ilegal Crimea dari wilayah Ukraina. Rusia juga melakukan aksi militer di wilayah timur Ukraina.
Wakil Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg, bersama politisi Jerman dan Amerika Serikat berencana untuk memboikot Piala Dunia 2018.
Blatter pun enggan berbicara masalah politik terkait hal ini, apalagi masalah boikot Piala Dunia. ''Kita tidak menerima pertanyaan untuk Rusia yang menjadi tuan rumah,'' kata dia dikutip dari World Soccer.
Blatter melanjutkan,''Kita di dalam situasi mempercayakan sepenuhnya gelaran Piala Dunia 2018 dan 2022. Masalah boikot itu tidak ada pengaruh.''