REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pusat organisasi Muslim India, mengecam pendirian Alqaidah di negara Taj Mahal tersebut, Kamis (4/9). Menurut Presiden All India Muslim Majlise Mushawarat, Zafarul Islam Khan, penduduk Muslim India menolak Alqaidah, dan menganggap keberadaan organisasi itu sebagai kerugian.
Khan menjelaskan, Muslim India merupakan warga negara yang setia pada negara, dan bahkan siap untuk memerangi Alqaidah. Ia juga menambahkan, para penganut Islam di negeri Taj Mahal tersebut, juga dilindungi Konstitusi dan hukum India, sehingga tak memerlukan bantuan teroris asing.
Bagi Khan, Alqaidah telah menyebabkan banyak kerusakan di wilayah Timur Tengah. Jadi tak ada alasan untuk menerima kelompok tersebut, sebagai bagian dari India. Ulama sekaligus tokoh masyarakat Muslim India juga menganggap, Alqaidah adalah kelompok teror yang tak bisa berteman baik dengan Muslim di seluruh dunia termasuk di India.
"Muslim di India percaya pada konstitusi yang menjamin kebebasan untuk berkhotbah, dan menjalankan agama mereka. Kami mandiri dan mampu memecahkan masalah sendiri dalam kerangka India. Kita tak perlu Alqaidah," tegas Maulana Mehmood Daryabi, sekretaris jenderal Majelis Ulama India, seperti dikutip dari The Times of India, Jumat (5/9).
Beberapa aktivis menyebutkan, India merupakan populasi Muslim besar wilayahnya, sehingga tampak ideal menjadi tempat target teroris. Javed Anand dari Muslim for Secular Democracy (MSD) mengatakan, dirinya optimis, Alqaidah tak akan mendapat banyak dukungan, karena mayoritas Muslim India, tak menerima ideologi mereka.
Anand menambahkan, Sekarang sudah waktunya para tokoh agama, bertindak tegas pada kelompok jihad seperi Alqaidah dan ISIS. Sebagian penduduk pun berpendapat, Alqaidah bukan Muslim sejati. "Alqaidah tak bisa menjadi teman kita. Mereka membunuh orang tak bersalah, dan merusak Islam, karena melakukan pembantaian atas nama Islam," ujar MA Khalid, dari All India Milli Council.