REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Angin kencang mulai melanda kawasan kota Bandar Lampung dan pesisir Selatan Lampung, sejak dua hari terakhir hingga Sabtu (6/9) siang. Akibatnya nelayan Teluk Lampung tidak berani melaut karena gelombang laut mencapai dua meter.
Angin kencang juga membuat sejumlah atap rumah yang terbuat dari seng dan terpal plastik pedagang beterbangan. Sedangkan kapal nelayan yang ditambat di pesisir Teluk Lampung, tampak tergoncang dengan tiupan angin. Namun tidak ada kabar rumah rubuh maupun korban luka dan jiwa.
Menurut Toni, salah seorang staf BKSDA Lampung, angin kencang biasanya mulai terjadi di akhir Agustus hingga September. Sebelumnya, kata dia, saat kunjungan ke Gunung Krakatau akhir Agustus lalu, kondisi gelombang laut normal.
"Biasanya bulan-bulan ini angin memang kencang," kata staf yang biasa bertugas di kawasan Gunung Krakatau.
Rudi, nelayan Kota Karang Bandar Lampung, belum berani melaut mencari ikan di perairan Teluk Lampung dan Selat Sunda, karena kondisi cuaca masih ekstrem.
"Sekarang musim angin kencang dan terang bulan, jadi belum berani melaut gelombang tinggi," ungkapnya.