REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—LPG tabung melon (red;isi 3 kilogram) mulai sulit didapatkan di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Penyebabnya, kenaikan harga eceran LPG 12 kilogram membuat konsumen beralih dari LPG isi 12 kilogram menggunakan LPG melon.
Hal ini diakui oleh Supervisor PT Mukti Abadi Santoso, Deru Prayitno, agen LPG di jalan Moh Yamin, Ungaran, Jumat (12/9).
Ia mengungkapkan, kenaikan harga LPG 12 Kilogram --belum lama ini-- membuat lonjakan permintaan gas yang diperuntukkan bagi masyarakat kalangan bawah dan pelaku UMKM tersebut.
“Permintaan dari pangkalan terus melonjak. Karena masyarakat banyak yang kesulitan mendapatkan gas melon tersebut,” jelasnya.
Ia juga menduga telah terjadi ‘migrasi’ dari penggunaan LPG 12 kilogram ke LPG melon. Tiap hari pihaknya menyalurkan LPG melon rata-rata mencapai 2.500 tabung untuk 75 pangkalan.
Harga jualnya tetap menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp12.750 per tabung.
Selain lonjakan permintaan, pihaknya kerap kedatangan pelanggan baru dari kalangan rumah tangga. Umumnya mereka merupakan pengguna LPG 12 kilogram.
Karena pembeli baru tersebut membeli dalam jumlah wajar akhirnya tetap dilayani. “Kecuali membelinya dalam jumlah besar atau bakul (pedagang), itu tidak kami layani,” jelasnya.
Meningkatnya permintaan LPG tabung 3 kilogram telah berimbas pada harga jual di tingkat pengecer. Sejumlah pengguna elpiji bersubsidi ini mengaku beberapa pengecer telah menaikkan harga rata- rata Rp 1.000 per tabung.
“Jika biasanya Rp 16.000 per tabung, sekarang sudah menjadi Rp 17.000 per tabung,” ungkap Rasyamti (50), warga Karangbolong, Desa Lerep, kecamatan Ungaran Barat.
Alasan pihak pengecer, tambahnya, sekarang LPG bersubsidi ini mulai sulit didapatkan dari agen. “Karena kebutuhan, naik Rp 1.000 bagi saya belum memberatkan,” jelasnya.