REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah lembaga internasional yang mewakili bank-bank sentral mengungkap data yang hampir menempatkan Australia di urutan terpuncak dari seluruh indikator negara dengan harga perumahan termahal.
Dalam jurnal 3 bulanan-nya, lembaga ‘Bank for International Settlements’ (BIS) telah mempublikasikan analisis historis yang panjang mengenai harga rumah di banyak negara.
Seraya mengkonfirmasi analisi terbaru yang dikeluarkan Dana Moneter Internasional (IMF), BIS menemukan bahwa harga rumah di Australia, kini, lebih tinggi daripada biasanya ketika dibandingkan dengan sewa dan pendapatan.
Data BIS menunjukkan bahwa harga rumah di Australia terlalu tinggi bila dibanding catatan sejarah yang ada selama ini.
Meski tak memiliki pertumbuhan harga properti sebenarnya (menyesuaikan inflasi) selama 3 tahun, hingga data BIS akhirnya dikumpulkan pada awal 2014, harga rumah di Australia menempati urutan keempat tertinggi dibanding dengan rasio sewa dan kedua tertinggi dibanding dengan rasio pendapatan.
Harga rumah di Australia lebih tinggi 50% dari harga sewa normal, dan sekitar 40% lebih tinggi dibanding biasanya ketika dibandingkan dengan pendapatan. “Kondisi yang tak seimbang, ini bisa jadi sebuah alasan untuk mengharap koreksi harga di masa depan,” begitu
Setelah data tersebut diambil, harga rumah di Australia telah meningkat lebih cepat ketimbang sewa dan inflasi harga konsumen, artinya, mereka menyalahi pola semestinya. Para analis BIS memperingatkan, tipe kenaikan harga rumah seperti ini, dalam pasar yang bernilai terlalu tinggi, meningkatkan resiko penurunan di masa mendatang, khususnya jika upah tak tumbuh secara kuat – Australia baru-baru ini memiliki pertumbuhan upah yang tak selaras dengan laju inflasi.
“Ini kemungkinan mengarah pada suatu pemutaran atau moderasi pertumbuhan terbaru atau suatu penurunan harga yang lebih dalam,” kemuka BIS.
BIS juga mengkompilasi data yang berisi catatan harga rumah di tahun 1970, dengan indeks yang dimiliki Australia saat ini tak berbeda jauh dengan pertumbuhan Norwegia selama 44 tahun terakhir. Dari 14 negara ekonomi maju yang diamati oleh BIS, hanya harga rumah di Inggris yang hampir mirip dengan kondisi pertumbuhan (sesuai inflasi) di Australia dan Norwegia saat itu.
Penelitian Bank Sentral yang terbaru menunjukkan bahwa dengan harga rumah yang ada sekarang ini, sebagian besar warga Australia kemungkinan lebih baik menyewa daripada membeli.