REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Normalisasi Waduk Pluit, Jakarta Utara, membutuhkan tambahan alat berat untuk mempercepat proses pengerukan lumpur dan sampah yang mengendap di dasar waduk.
"Tiap hari kita hanya menggunakan dua alat berat berupa eskavator untuk membersihkan sampah di waduk, dan volume sampah yang berhasil diangkat antara dua hingga lima truk tiap harinya," kata Dhani Efendi, salah satu operator eskavator, Senin.
Dhani mengatakan, dari dua eskavator yang berada di waduk, hanya satu yang maksimal digunakan. Satu eskavator tidak bisa berfungsi karena tidak terdapat bahan bakar.
"Satu eskavator sementara tidak bisa digunakan karena tidak ada bahan bakarnya, dan kita masih menunggu kiriman bahan bakar," ucapnya.
Sementara salah satu mandor pengeruk waduk, Suwitno mengaku meski keberadaan alat berat dan tenaga kurang, pihaknya tetap menggerakkan anak buahnya setiap hari untuk membersihkan sampah dan endapan waduk.
"Saat Minggu pun kita tidak libur untuk membersihkan waduk dari endapan dan sampah, sebab tugas kita adalah bagaimana waduk tetap bersih, meski tenaga dan alat yang digunakan kurang maksimal," ujarnya.
Dia mengaku, mempunyai anak buah sebanyak 15 orang yang bertugas secara bergantian pagi dan siang, serta pada hari libur Sabtu dan Ahad.
Meski demikian, Suwitno yang sudah dua tahun bekerja sebagai mandor di Waduk Pluit mengaku secara keseluruhan keberadaan waduk kini lebih bersih dibanding beberapa tahun lalu.
Saat ini sudah lumayan bersih meski tidak seratus persen, dan proses pengerukan sampah serta endapan lumpur terus dilakukan," tuturnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berencana menambah 15 eskavator untuk memaksimalkan pengerukan waduk, namun masih menunggu akses dan lokasi kerja alat berat, karena lokasinya masih terhalang dengan belum dibebaskannya sejumlah lahan di lokasi itu.