Selasa 16 Sep 2014 04:50 WIB

Pantau Banjir, Sungai di Yogya Dilengkapi CCTV

Rep: Yulianingsih/ Red: Esthi Maharani
Petugas tengah memasang kamera CCTV. Pemerintah Provinsi berencana menambah CCTV guna memonitor objek vital.
Foto: Antara
Petugas tengah memasang kamera CCTV. Pemerintah Provinsi berencana menambah CCTV guna memonitor objek vital.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski musim penghujan belum datang, namun kewaspadaan dini atau //early warning system// (EWS) terhadap ancaman bahaya banjir di pinggiran sungai di Kota Yogyakarta terus di tingkatkan. Tahun ini Pemkot setempat bahkan memasang kamera Close Circuit Television (CCTV) di pinggiran sungai di Kota Yogyakarta.

Kepala Bagian Tekonologi Informasi dan Telematika (TIT) Sukadarisman mengatakan, tahun ini pihaknya mengalokasikan anggaran Rp 560 juta pada APBD murni 2014. Dana ini akan digunakan untuk pembelian 20 unit kamera CCTV.

"15 kamera akan dipasang di pasar tradisional untuk menambah yang sudah ada dan lima unit dipasang di pinggir sungai," ujarnya, Senin (15/9).

Menurutnya, pemasangan kamera CCTV di pinggir sungai ini dilakukan untuk memantau pergerakan air saat musim hujan. Pasalnya saat hujan tiba ancaman banjir baik air maupun lahar dingin Merapi cukup besar melanda wilayah Kota Yogyakarta.

Sedangkan pemasangan kamera CCTV di pasar dimaksudkan untuk memantau keamanan pasar. Kamera CCTV tersebut akan di pasang di tiga pasar tradisional yaitu Pasar Beringharjo, Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy).

“Kamera bisa untuk mengambil gambar video sekaligus  merekam. Teknologi kamera yang kami harapkan berkualitas tampilannya, seperti gambar yang tidak putus-putus,” katanya.

Pemasangan kamera CCTV akan dilakukan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait. Penempatan kamera di sungai akan diserahkan ke Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta. Termasuk untuk pemantauannya di instansi terkait.

Kepala BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan 5 kamera CCTV yang akan dipasang di sungai ini akan di pasang  di Sungai Winongo dan Gadjah Wong. Dua sungai itu dipilih karena selama ini pemantauan kondisi sungai dilakukan secara manual.

“Penempatan titiknya masih kami kaji. Di sungai sudah ada //water lefel// untuk mengetahui ketinggian air. Kamera CCTV untuk memudahkan pemantauan ketinggian air sebagai antisipasi luapan air sungai,” katanya.

Sedangkan untuk Sungai Code tidak dipasang kamera CCTV karena sudah ada alat pemantau. Saat ini sudah ada 7 titik alat EWS  atau alat peringatan dini di Sungai Code

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement