REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden terpilih Joko Widodo seringkali dinilai tidak konsisten dengan apa yang disampaikannya. Sikap tersebut rawan memunculkan ketidaksetujuan dari konstituennya.
" Kalau Jokowi suka blunder dengan omongannya, lama-lama publik justru akan berbalik menyerang Jokowi," kata peneliti dari The Political Literacy Institute Adi Prayitno saat dihubungi Republika Online (ROL), Selasa (16/9).
Meski banyak pendukung, sikap inkonsisten Jokowi diamati Adi menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
sikap inkonsisten itu diperlihatkan saat Jokowi akan menyelesaikan tugasnya menjadi Gubernur DKI Jakarta sampai habis masa jabatannya. Namun omongan itu dilanggar Jokowi setelah Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri merestui Jokowi menjadi calon presiden.
Hal itu terulang saat Jokowi ingin membangun koalisi ramping, tapi ternyata sama saja dengan susunan kabinet Presiden SBY yang sarat kementerian.