Selasa 16 Sep 2014 20:55 WIB

Pasar Tradisional Berpotensi Alami Kebakaran karena Listrik

Pasar tradisional.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta berpotensi mengalami kebakaran karena instalasi listrik yang tidak layak dan pencurian listrik yang dilakukan pedagang.

"Berdasarkan beberapa kejadian di sejumlah pasar dan kaki lima masih banyak yang menggunakan kabel tidak standar bahkan 'nyolong' dan tidak menggunakan meteran pengaman listrik," kata Kepala Seksi Informasi dan Publikasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Sahrudin di Jakarta, Selasa (16/9).

Sahrudin mengatakan umumnya kebakaran di pasar bermula dari lantai bagian atas karena arus listrik tanpa pengaman tersebut menimbulkan panas dan percik api kemudian membakar benda dan meluas karena faktor angin di lantai atas.

Menanggapi hal tersebut Kelapa Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun mengakui banyak pasar yang usianya sudah tua dan instalasi listiknya belum diremajakan.

"Kelengkapan dan keamanan listrik di pasar yang usianya di atas 20 tahun memang mengkhawatirkan dan itu menjadi fokus perhatian kami," kata Agus Lamun di Jakarta.

Dalam waktu dekat PD Pasar Jaya akan meminta seluruh kepala pasar menertibkan pasar dari kenakalan pedagang dan oknum pedagang kaki lima yang mencuri listrik.

"Pedagang kaki lima di sekitar pasar adalah salah satu pemicu kebakaran karena mereka tidak memiliki instalasi listrik, mereka bukan pedagang resmi darimana listriknya?" katanya.

Agus Lamun menjelaskan masyarakat tidak perlu cemas karena sejumlah pasar dengan bangunan baru memiliki instalasi listrik dengan tingkat keamanan teruji dan sesuai standar.

Kepala Marketing Komunikasi Pasar Mayestik Jakarta Selatan Agus Sulaeman mengatakan tidak semua pasar di ibu kota memiliki instalasi listrik yang buruk dan memicu kebakaran. Di Pasar Mayestik yang dikelola PD Pasar Jaya dan PT Majestik Tata Kelola para pedagang memiliki meteran listrik sendiri di tiap kiosnya.

"Semua pedagang menggunakan meteran sendiri dengan daya 1.300 watt dan pencurian sangat kecil terjadi karena penggunaan daya tersebut dapat diawasi teknisi kami," kata Agus Sulaeman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement