Rabu 17 Sep 2014 17:10 WIB

Asap Perburuk Kualitas Udara Riau

Kabut asap selimuti Beijing.
Foto: Reuters
Kabut asap selimuti Beijing.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan kualitas udara di berbagai kabupaten/kota di wilayah itu kian memburuk dalam dua hari terakhir akibat kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan asap.

"Ini bukan yang pertama terjadi dan telah berulang kali, bahkan dalam satu tahun terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P4L), Dinas Kesehatan Riau, Andra S, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan dengan kondisi udara yang terus memburuk atau berada pada level tidak sehat, maka sebaiknya masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah atau gedung.

"Alat indeks standar polutan udara (ISPU) yang berada di beberapa wilayah kabupaten/kota terakhir menyatakan kondisi penurunan kualitas. Ini sudah bahaya bagi kesehatan manusia," katanya.

Untuk itu, kata dia, Dinkes Riau mengimbau masyarakat untuk mengantisipasinya dengan mengurangi aktivitas di luar rumah atau gedung.

Kalau tidak terlalu penting, demikian Andra, sebaiknya tetap berada di dalam rumah atau kantor, karena jika dipaksanakan itu bisa membahayakan kesehatan.

"Terutama bagi anak-anak yang memang rentan terserang penyakit yang ditimbulkan akibat polusi asap, seperti ispa (infeksi saluran pernafasan atas)," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya masih mengupayakan dalam pengumpulan data terkait masyarakat yang terkena penyakit dampak dari polusi asap.

Namun sejauh ini, lanjut dia, baru Kabupaten Rokan Hulu yang telah menginformasikan jumlah penderita ispa, sementara daerah lainnya masih belum.

"Untuk Rokan Hulu yang telah mengirimkan data itu, nantinya akan ada tindakan nyata. Tapi jumlah penderita ispa-nya saya belum tahu pasti," kata dia.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement