REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabut asap yang melanda pulau Sumatera dan Kalimantan semakin meluas. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi kabut asap cukup banyak. Berdasarkan pantauan BMKG melalui satelit terra dan aqua, terdapat 163 titik api di Sumatera, dan 297 titik di Kalimantan.
Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrim, Fadly, menjelaskan, semua titik memiliki persentase kepercayaan sebanyak
81 hingga 100 persen.
"Kabut asap di Sumatera awalnya paling banyak di Jambi dan Palembang, namun melalui angin mulai menyebar ke Riau, Bengkulu, dan Sumatera Barat," ujar Fadly. Untuk kalimantan, wilayah Kalimantan Tengah dan Selatan yang paling banyak tertutupi kabut asap.
Ia mengatakan, semakin banyak titik api, maka semakin tebal kabut asap. Ditambah lagi, pada pagi, kabut muncul lebih tebal.
Fadly khawatir kondisi ini dapat mengganggu kesehatan warga, karena masalah kabut asap berdampak pada kualitas udara. Selain itu, tebalnya kabut asap dapat mengganggu transportasi, terutama pesawat terbang. "Biasanya kami menginformasikan keadaan cuaca hanya pada beberapa pihak, termasuk Pemda," jelasnya.
Ia mengaku, sudah memberitahu kepada Pemda, dan biasanya Pemda akan mengambil tindakan, seperti patroli keliling, dan lainnya.