REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hukum Universitas Parahyangan (Unpar), Asep Yusuf Warlan berharap Jaksa Agung di era kepemimpinan presiden terpilih Jokowi, memiliki kualitas, latar belakang yang lebih baik menyangkut penegakan hukum. Selain itu, yang tak kalah penting Jaksa Agung baru berani menolak intervensi.

"(Jaksa Agung) teruji, latar belakangnya baik, orientasinya pelayanan, berani menolak intervensi politik. Yang mutlak itu," ujarnya kepada Republika, Kamis (18/9).

Asep mengatakan menyangkut Jaksa Agung nanti harus berasal dari dalam atau luar kejaksaan. Menurutnya, kedua hal tersebut memiliki hal bagus dan hal buruknya. "Pejabat itu ada kepentingan. Kepentingan bisa positif atau negatif. Saya tidak berpretensi dari luar atau dalam," katanya.

Menurutnya, bukan asal muasal dari luar atau dalam kejaksaan yang perlu diperhatikan. Pasalnya, dari luar dan dalam bisa saja buruk. "Lebih (baik) konsen pada kualitas orang yang akan duduk di Jaksa Agung," katanya.

Asep melanjutkan tidak bermasalah apakah (Jaksa Agung) nanti dari luar atau dari dalam. Pasalnya, berdasarkan pengalaman dari luar dan dalam bagus. "Kita tidak harus berpikir orang dari luar selalu independen. Kalau dari dalam (sering) menyalahgunakan wewenang. Jangan hitam putih melihatnya seperti itu," katanya.

Ia menambahkan presiden terpilih nanti, Jokowi harus melihat Jaksa Agung memiliki kualitas, latar belakang dalam penegakan hukum dan diterima publik. "Syukur-syukur dari dalam agar tidak beradaptasi lagi dan langsung lari. Namun, dari luar pun bisa seperti itu," katanya.

Menurutnya, Jokowi harus melihat dari sisi kualitas bukan apakah Jaksa Agung berasal dari dalam kejaksaan atau dari luar.  Asep mengatakan pernah terdapat Jaksa Agung karier yang fenomenal dan luar biasa yaitu Baharudin Lopa.

"Orang berharap betul. Ada juga hakim dari dalam (yang bagus). Hemat saya orang diluar Jaksa Agung (pun) bagus," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika