Kamis 18 Sep 2014 14:55 WIB

Tony Abbott Curhat Soal ISIS

Tony Abbott
Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte
Tony Abbott

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Kamis (19/9), mengatakan intelijen mengindikasikan orang di Australia diduga berencana pemenggalan kepala di publik atas nama kelompok militan Negara Islam (IS), yang sebelumnya bernama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pernyataan Abott itu, seperti dilaporkan Kantor Berita Xinhua, muncul setelah polisi mengklaim telah menggagalkan sebuah "tindakan kekerasan serius" dengan penangkapan 15 orang dan menghukum satu orang diantaranya dalam penyerangan melawan terorisme sepanjang Sydney dan Brisbane pada Kamis.

Penyerangan itu merupakan penyerangan melawan terorisme terbesar sepanjang sejarah yang dilaksanakan Kepolisian Federal Australia. (Baca: Iran Pesimistis 'Frankenstein' ISIS Dapat Dikalahkan)

Lebih dari 800 polisi dari Kepolisian Federal Australia dan Pasukan Kepolisian New South Wales melakukan 25 surat perintah penggeledahan di Sydney pada Kamis pagi. Penggeledahan itu ditujukan pada sebuah kelompok orang yang diduga mempunyai "niat melakukan serangan acak pada individu di Australia."

Perdana Menteri Australia kepada para jurnalis mengatakan seorang anggota senior IS, yang juga warga negara Australia, telah mendesak para pendukung untuk melakukan "demonstrasi pembunuhan" di negara kangguru itu.

Ketika dikonfirmasi para jurnalis tentang rencana pemenggalan kepala di publik, Abbott mengatakan, "Itu laporan intelijen yang kami terima."

Komisioner Pelaksana Kepolisian Federal Australia Andrew Colvin mengatakan penggeledahan itu bertujuan untuk mengamankan masyarakat.

"Tindakan kepolisian hari ini yaitu pencegahan kelompok itu pada kesempatan pertama dan memastikan rencana mereka tidak membuahkan hasil," kata Colvin.

Di Sydney, kepolisian mengatakan mereka percaya kelompok yang ditargetkan telah menyiapkan secara aktif penyerangan. Tapi, tidak diketahui rincian informasi terkait penyerangan termasuk tanggal, waktu, dan lokasi penyerangan.

Sementara di Brisbane, penggeledahan kepolisian dikaitkan dengan penangkapan seseorang di pusat kajian Islam di selatan kota itu pada awal September.

Komisioner Kepolisian New South Wales Andrew Scipione mengatakan operasi penggeledahan merupakan refleksi ancaman yang dihadapi Australia sekaligus penguatan dan peningkatan kapasitas badan kontra terorisme negara bagian serta federal.

"Kami akan memastikan operasi polisi dengan tingkat penglihatan yang tinggi di kawasan-kawasan yang berpotensi orang melakukan penyerangan atau menciptakan trauma kepada masyarakat," kata Scipione.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement