Jumat 19 Sep 2014 13:24 WIB

DKI Bongkar Seluruh Bangunan di Bantaran Sungai

 Alat berat menghancurkan sebuah bangunan toko saat penertiban bangunan di Bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/8). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Alat berat menghancurkan sebuah bangunan toko saat penertiban bangunan di Bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/8). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta membongkar seluruh bangunan warga di bantaran sungai untuk memudahkan pengerukan dan normalisasi daerah aliran sungai di kawasan ibu kota negara itu.

"Saat ini, sebagian bangunan di bantaran Sungai Ciliwung, Sunter, Grogol dan sungai di Tanah Abang telah dibongkar. Warga yang bermukim di bantaran sungai itu akan dipindahkan ke rusunawa," kata Koordinator Kali dan Waduk Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Heryanto, di Jakarta, Jumat (19/9).

Ia menjelaskan, warga yang difasilitasi di rusunawa merupakan masyarakat yang mengantongi kartu tanda penduduk (KTP) Jakarta dan dokumen kepemilikan lahan, bangunan. Sementara warga yang tidak memiliki KTP Jakarta harus mencari tempat tinggal sendiri.

"Kami harus membongkar bangunan yang ada di bantaran sungai itu, karena bangunan ini pemicu terjadinya penyempitan dan pendangkalan alur sungai," ujarnya tanpa menjelaskan berapa banyak bangunan di bantaran sungai yang akan dibongkar.

Ia mengatakan, saat ini, kondisi lingkungan sungai cukup memprihatinkan, misalnya terjadi penumpukan lumpur, sampah dan lainnya sehingga alurnya mengalami pendangkalan cukup tinggi.

"Jika sungai ini tidak dinormalisasi maka Jakarta akan terendam banjir, karena daya tampung sungai menampung air hujan dan aliran sungai di hulu terbatas," ujar Heryanto.

Selain itu, sungai dangkal ini akan mengakibatkan penumpukan air karena muara sungai di laut lebih tinggi dibanding kedalaman alur sungai.

"Jika kondisi ini tidak diantisipasi, maka secara otomatis akan memperparah bencana banjir, karena air laut juga akan memicu bencana selama musim hujan," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diimbau warga yang bangunan rumahnya terkena pembongkaran untuk segera melapor dan mulai memindahkan barang-barang miliknya ke tempat lainnya, agar petugas mudah membongkar bangunan itu.

"Kami mengharapkan kerja sama warga dan pemerintah kelurahan untuk lebih mensosialisasikan pembongkaran bangunan ini. Jangan sampai pada saat pembongkaran ada penolakan, perlawanan dari warga yang memperlambat proses pembongkaran bangunan di bantaran sungai itu," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement