REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan dugaan penyelundupan bawang merah karena mengganggu harga jual komoditas hasil pertanian lokal.
"Dugaan penyelundupan bawang merah semakin tidak terkendali, hal itu akan merugikan bagi petani lokal, jelas mereka pasti mengeluh dampaknya akan mempengaruhi harga jual," kata Sekretaris Dewan Bawang Merah Nasional Mudatsir kepada wartawan di Cirebon, Sabtu.
Ia menjelaskan, produksi bawang merah lokal akan mencukupi kebutuhan pasar, sehingga harus diungkap penyelundupan bawang merah tersebut, meski kini jumlahnya belum bisa diketahui.
Ia menduga, kiriman bawang merah ilegan tersebut sering terjadi di daerah perbatasan, sebaiknya pengawasan dipekertat sehingga tidak ada bawang merah yang masuk tanpa izin karena akan merugikan bagi petani lokal.
Menurut dia, untuk musim tanam 2014 pemerintah tidak perlu melakukan impor bawang merah, pihaknya yakin kebutuhan bawang merah nasional akan terpenuhi, saat ini sebagian mulai panen dan akan terus berlanjut.
Sementara itu Riwad petani bawang merah Cirebon mengaku, impor bawang merah harus dibatasi karena produksi lokal mulai membaik, sehingga petani yakin kebutuhan pasar akan terpenuhi, kenaikan harga masih bisa dikembalikan jika panen berlanjut.
Budidaya bawang merah semakin diminati para petani di Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu, diharapkan mereka bisa menikmati hasil panennya, sehingga produksi tetap bertahan.
Sebelumnya petani bawang merah sempat alih tanam, kata dia, akibat impor berlebihan persediaan di pasar tidak sebanding dengan permintaan, hasil panen petani harganya murah, sehingga mereka rugi dan enggan tanam, kini semangat mereka kembali bergairah.