REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahunnya pelaksanaan pemotongan hewan kurban terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Namun, tidak semua umat Islam memiliki kemampuan ekonomi yang sama.
Ini mengakibatkan perbedaan dalam stok daging kurban baik untuk jenis kambing, sapi atau unta. Bahkan mungkin saja, ada daerah yang tidak bisa memotong hewan kurban.
“Itu merupakan sisi kelemahan kita, karena yang melaksanakan kurban itu kan masyarakat, sementara kemampuan ekonomi masyarakat berbeda-beda,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Mukhtar Ali saat dihubungi ROL, Senin (22/9).
Meski melihat adanya ketidakmerataan, diakuinya sampai saat ini Kemenag belum memiliki peta umat ataupun peta wilayah yang dapat menjadi acuan prioritas kawasan penerima daging atau hewan qurban. Peta umat menjadi penting, agar menjaga distribusi daging di hari raya Idul Adha merata.
“Tapi dari geografis, kita punya data penduduk di daerah perbatasan, terluar dan terdepan, mungkin untuk sementara itu bisa jadi acuan jika diperlukan,” ujarnya.