REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan terdakwa kasus Hambalang Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor, Rabu (24/9) disambut riuh. Mobil tahanan KPK yang mengangkut Anas tiba pukul 14.00 WIB itu di Gedung Pengadilan Tipikor.
Serentak, awak media, pasukan pengamanan, dan para loyalis Anas menghampiri pintu tengah sebelah kiri dari mobil tersebut. Kesesakan di halaman gedung Pengadilan Tipikor pun tak dapat terelakan.
Para loyalis Anas berebut untuk saling bersalaman, polisi sigap mengamankan, sedangkan awak media terus memburu tanggapan mantan ketua umum Partai Demokrat itu jelang putusan.
Suasana semakin ramai dengan kumandang takbir dari para demonstran asal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang sudah menanti Anas sejak pagi hari di depan gedung Pengadilan Tipikor.
Situasi di dalam gedung nyaris lebih panas lagi. Karena konferensi pers yang sudah disiapkan untuk Anas memberi tanggapan hampir batal dilaksanakan.
Alasannya, kepolisian merasa Anas harus segera memasuki ruang tunggu terdakwa karena harus bersiap mengikuti persidangan. Ketegangan sempat terjadi saat polisi enggan menyerahkan Anas untuk berdiri di depan meja konferensi pers.
Namun akhirnya, salah seorang loyalis Anas berhasil menarik tubuh mantan ketua HMI itu untuk memberikan pernyataan resminya jelang vonis. Polisi pun langsung berdiri melingkari Anas untuk tetap memberikan pengawalan.
"Sebentar pak sebentar, ga enak ini sudah ditunggu masyarakat," kata para loyalis Anas ke polisi.
"Ok tapi tidak bisa lama, kami akan jaga juga, silakan," timpal komandan polisi berpangkat Inspektur Satu (Iptu) itu.