Kamis 25 Sep 2014 18:15 WIB
Larangan Kurban di SD

NU: Penyembelihan Hewan adalah Objek Dakwah Bagi Anak

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Hewan Kurban
Foto: youtube
Hewan Kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berpandangan bahwa anak-anak perlu dijelaskan terkait makna penyembelihan hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban justru bisa dijadikan media pembelajaran terhadap anak-anak tentang makna spiritual dari Hari Raya Idul Adha.

Ketua PBNU KH Maksum Mahfudz mengatakan, pendampingan orang tua terhadap anak sangat penting dalam hal ini. Orang tua harus menjelaskan makna penting di balik penyembelihan hewan kurban dalam Idul Adha. Mandat-mandat spiritual harus disampaikan kepada anak-anak. “Justru ini obyek dakwah yang bagus sekali,” katanya kepada ROL, Kamis (25/9).

Baca Juga

Menurutnya, orang tua perlu membimbing anak-anaknya tentang sejarah terjadinya Idul Adha. Bagaimana Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya Ismail. Sementara sang anak mengikhlaskan dirinya karena itu adalah perintah dari Tuhannya yang harus dilaksanakan. Kemudian sesaat sebelum disembelih akhirnya diganti dengan domba.

Dia menambahkan, dalam hukum fiqih justru melihat penyembelihan hewan kurban adalah sunnah. Sebab itu adalah bagian dari umat Islam untuk menghayati secara spiritual tentang proses ilahiyah di balik makna Idul Adha. Jika dikemas dan dimaknai dengan benar, kata dia, anak-anak justru memperoleh pengalaman dan pendidikan yang luar biasa.

“Jadi tidak ada sedikitpun kesadisan di dalamnya selama penyembelihan hewan kurban dilakukan sesuai dengan syariat yang benar,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement