REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung, memprediksi wilayah Lampung masih akan menghadapi cuaca ekstrem dengan suhu panas tertinggi. Kondisi ini diperkiarakan akan berlangsung hingga pertengahan Oktober mendatang. Tak hanya itu, angin kencang masih terjadi dan menyebabkan gelombang laut tinggi di wilayah ini.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Sugiono, di Bandar Lampung, Ahad (28/9), mengataka suhu panas tertinggi di wilayah Lampung pernah terjadi pada 13 September lalu. "Saat itu, suhu panas puncakya mencapai 35,2 derajat celcius," kata Sugiono kepada Republika.
Menurut dia, suhu panas normal biasanya berkisar 31 hingga 33 derajat celcius, namu kalau sudah mencapai 35,2 derajat selcius akan berbahaya terhadap kulit manusia. Selain itu, cuaca ekstrem ini juga menyebabkan kelembaban menyentuh angka 29 persen, sedangkan normalnya 50 persen. "Jadi pagi harinya dingin sekali," ujarnya.
Ia menuturkan suhu panas saat ini sangat berasa sekali bila berada di luar pada siang hari. Sedangkan malam dan pagi hari sangat dingin sekali. BMKG mencatat musim kemarau atau kering akan terjadi peralihan pada akhir Oktober mendatang.
BMKG Lampung juga memprediksi, angin kencang masih akan melanda kawasan di Lampung beberapa hari terakhir. Angin kencang akan berdampak pada gelombang laut di perairan Selat Sunda berkisar tiga sampai empat meter. Musim kemarau ini akan menimbulkan gelombang tinggi sampai empat meter, karena pengaruh angin kencang," jelasnya.
Kapal fery yang beroperasi di Selat Sunda mewaspadai tingginya gelombang pada cuaca ekstrem. Selain itu, nelayan dan para wisatawan juga mewaspadai gelombang laut tinggi pada siang sampai malam hari.