REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amunisi Koalisi Merah Putih (KMP) dinilai meningkat dua kali lipat usai mendapat dua kali kemenangan. Yakni pengesahan UU Pilkada dan penolakan Mahkamah Konstitusi terhadap gugatan UU MD3.
"Dua kali sukses kecil KMP di parlemen, itu pasti menumbuhkan semangat konsolidasi yang kuat di antara KMP," ujar pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi, Rabu (1/10).
Ia mengatakan, kemenangan dobel tadi akan menjadi amunisi baru untuk semakin solid. Namun, Haryadi menilai, soliditas KMP dibangun dari perampokan hak rakyat.
Sehingga ia melihat bakal berkembang dinamika yang membentuk atmosfer parlemen yang memutuskan kebijakan bukan untuk kebaikan negara dan bangsa. Tapi, proses yang berlangsung mengarah pada pertarungan saling meniadakan.
"Prosesnya bukan berdasarkan pada musyawarah mufakat, tapi upaya untuk meniadakan kelompok di luar diri mereka. Secara politik situasi dewan yang tidak beradab," imbuhnya.
Oleh sebab itu menurutnya situasi tersebut tidak bisa dibiarkan. Sebab akan menimbulkan berbagai macam retorika. Bahkan bisa merepotkan pemerintahan Jokowi-JK.
Menurutnya, cara mencegahnya hanya dengan tekanan dari rakyat. Selain itu, konsolidasi kekuatan pemerintah harus ditingkatkan.
"Untuk bisa menggalang komunikasi, harus ada konsolidasi di antara kekuatan koalisi pemerintahan, kalau tidak solid akan repot," ujarnya.