REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia merupakan tempat hidup sebagian besar dari jenis karang di dunia. Para ahli karang dunia berlomba-lomba ke Indonesia untuk mempelajari keanekaragaman karang di Indonesia. Namun sumber daya manusia dalam bidang identifikasi karang masih sangat sedikit.
Oleh karena itu, The Nature Conservancy (TNC), Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor (ITK IPB), Reef Check Indonesia dan Coral Identification Capacity Building Program (CICBP) melaksanakan Pelatihan Identifikasi Karang.
Pelatihan dilakukan di Tulamben Bali tanggal 27-31 Agustus 2014. Pelatihan ini diikuti oleh 18 peserta yang berasal dari akademisi, pegawai pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan jurnalis.
Pelatihan ini menggunakan metode praktis dalam mengidentifikasi karang dengan menggunakan Coral Finder. Di Indonesia, metode ini dikembangkan oleh CICBP, dengan dukungan TNC dan IPB. "Pengembangan dan penganyaan metode ini sudah dilaksanakan sejak dua tahun lalu," ungkap Beginer Subhan, peneliti terumbu karang dari ITK IPB.
Pada kesempatan ini Beginer Subhan dari Departemen ITK IPB dan Rizya Ardiwijaya (TNC) bertindak sebagai instruktur. Berapa ahli yang terlibat sebagai sumber adalah Russell Kelley, Rachel Pears dan Emre Turak. "Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan identifikasi karang dari peserta," ungkap Rizya.
"Agar nantinya semakin banyak sumberdaya manusia di Indonesia yang tertarik untuk mempelajari taksonomi karang, dan mereka dapat menjadi garda depan konservasi terumbu karang," imbuh Conservation Science Specialist TNC Indonesia ini.
"Pada kesempatan ini ditampilkan video pembelajaran dan materi dalam versi bahasa Indonesia untuk pertama kalinya," ungkap Russel Kelley. "Video ini diharapkan lebih mempermudah peserta untuk memahami metode yang dikembangkan dalam Coral Finder," imbuh penulis dan pembuat Coral Finder ini.