Kamis 02 Oct 2014 20:20 WIB

SBY di Balik Gagalnya PDIP Kuasai DPR? (1)

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden SBY (kedua kanan) bersama Wapres Boediono (kanan), Ketua MPR Sidarto Danusubroto (ketiga kanan) dan Gubernur DKI Jakarta yang juga Presiden terpilih Joko Widodo (keempat kanan) usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Jakarta
Presiden SBY (kedua kanan) bersama Wapres Boediono (kanan), Ketua MPR Sidarto Danusubroto (ketiga kanan) dan Gubernur DKI Jakarta yang juga Presiden terpilih Joko Widodo (keempat kanan) usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kegagalan kubu Jokowi-JK yang dimotori PDIP, PKB, Hanura, dan Nasdem meraih kursi pimpinan DPR sudah terbaca sejak berakhirnya rapat konsultasi antarpartai politik sebelum sidang paripurna digelar.

Berbagai komunikasi politik yang dibangun kubu Jokowi-JK ke sejumlah partai di koalisi Merah Putih tidak membuahkan hasil. Mereka gagal memenuhi syarat pembentukan paket pimpinan DPR yang mesti terdiri dari lima fraksi.

"Paket di rapat konsultasi enam partai (koalisi Merah Putih plus Demokrat) lawan empat partai (kubu Jokowi-JK) tidak dimungkinkan, karena satu paket harus lima fraksi. Jadi ini satu konsekuensi," kata Ketua Bidang Politik DPP PDIP, Puan Maharani sebelum sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR digelar, Rabu (1/10) malam.

Kegalauan PDIP, PKB, dan Hanura makin tampak saat sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR resmi dibuka. Mayoritas anggota DPR ketiga partai tersebut tampak ogah-ogahan mendatangi ruang sidang. Saat  dering bel sidang paripurna berbunyi pukul 22.22 WIB hanya ada 12 anggota DPR PDIP yang memasuki ruang sidang.

Sedangkan anggota DPR dari PKB dan Hanura sama sekali belum mendatangi ruang sidang. Gara-gara itu, sidang  yang sebenarnya sudah mencapai quorum 370 peserta terpaksa mesti diskors selama 30 menit demi menanti kedatangan PDIP, Hanura dan PKB.

Saat sidang berlangsung partai pengusung  Jokowi-JK juga terus melancarkan interupsi. Berbagai alasan mereka gunakan mulai dari waktu sidang yang sudah melewati ketentuan tata tertib, pemimpin sidang yang tidak akomodatif, sampai microphone anggota dewan yang tidak menyala. Tujuan mereka satu yakni menunda jalannya pemilihan pimpinan DPR hingga Kamis (2/10) pagi. Ada sebenarnya?

Buntunya komunikasi politik kubu Jokowi-JK merayu partai koalisi Merah Putih disebut-sebut berkaitan dengan renggangnya hubungan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Puan mengungkapkan dirinya telah diutus Megawati untuk berkomunikasi dengan SBY. Namun upaya yang ia lakukan mentah tak mendapat balasan. Bahkan, kata Puan, upaya berkomunikasi dengan SBY juga sudah melibatkan Joko Widodo (Jokowi), Jusuf Kalla (JK), dan Surya Paloh. Tapi SBY bergeming.

"Kami berusaha, Pak Jokowi, Pak JK, saya, Pak Surya Paloh berkeinginan untuk bertemu dengan Pak SBY. Kami sudah berusaha jalin komunikasi dengan semua pihak, tapi ternyata tidak ada respons," ujar Puan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement