Ahad 05 Oct 2014 07:18 WIB

Warga Banjarbaru Shalat Ied di Tengah Kabut Asap

 Kabut asap/ilustrasi
Kabut asap/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Serbuan kabut asap yang menyelimuti Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sejak sepekan terakhir makin parah karena membuat jarak pandang terbatas di bawah sepuluh meter.

Pantauan, Ahad (5/10), wilayah yang paling parah diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan, semak dan lahan adalah Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang.

Jarak pandang pada dua kecamatan sebelah barat Banjarbaru yang berjarak 20 kilometer dari Kota Banjarmasin, ibukota Kalsel di bawah sepuluh meter sehingga mengganggu pengendara.

"Kabut asapnya pekat sekali hanya sepuluh meteran jarak pandang yang bisa dilihat," ucap Rudi, pengemudi mobil yang melintasi Jalan Ahmad Yani KM 23 Banjarbaru pukul 06.30 Wita.

Ia mengatakan, kondisi ruas jalan protokol yang menghubungkan Kota Banjarbaru dan Banjarmasin itu, gelap dan pandangan samar-samar karena dipenuhi kabut asap.

Disebutkan, beberapa pengendara motor membunyikan klakson untuk memberitahukan posisi mereka agar diketahui pengendara lain, disamping laju kendaraan dikurangi.

Warga lainnya, Haris, mengatakan terpaksa tidak melanjutkan perjalanan menuju Banjarmasin karena tebalnya kabut asap yang menyelimuti seluruh ruas Jalan Ahmad Yani Landasan Ulin. "Saya terpaksa berhenti dan tidak berani melanjutkan perjalanan karena jarak pandang hanya sekitar 5 meter, kabutnya tebal sekali," ujar pegawai swasta di Banjarbaru itu.

Sementara itu, kepekatan kabut asap yang mengganggu jarak pandang membuat ratusan jamaah shalat Ied di masjid-masjid pada dua kecamatan itu mengikuti shalat di tengah kabut.

Namun kabut asap pekat yang muncul sejak subuh tidak menghalangi jamaah mengikuti shalat Ied yang di mulai pukul 07.15 Wita karena mereka tetap memenuhi halaman masjid.

Kepekatan kabut asap di sepanjang ruas Jalan Ahmad Yani diperkirakan berkurang di atas pukul 09.00 Wita seiring semakin padatnya arus lalu lintas dan munculnya matahari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement