REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH - Seorang pejuang perempuan Kurdi Suriah, yang Muncul di laporan BBC pada bulan September lalu, menembak dirinya sendiri dengan peluru terakhir yang dia punya. Kejadian ini berlangsung dalam pertempuran dengan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pekan lalu, seperti diberitakan Al Arabiya, Ahad (5/10).
Ceylan Ozalp (19 tahun), dikisahkan dikelilingi oleh ISIS di dekat kota Kurdi Suriah, Kobane, yang juga dikenal sebagai Ain al-Arab. Setelah kehabisan amunisi Ozalp mengatakan "selamat tinggal" di radio dan menghabiskan peluru terakhirnya untuk membunuh dirinya sendiri. Laporan bunuh diri ini menambah deretan korban ISIS setelah pemenggalan tujuh laki-laki dan tiga perempuan oleh ISIS di Kobane Awal pekan ini.
Namun dalam berita yang dirilis oleh Al Arabiya News Channel yang terbaru, mereka menyatakan tidak bisa independen memverifikasi keaslian laporan bunuh diri ini. Lantaran ada sumber lain yang menyatakan bahwa Ozalp masih berada di Jeeza, sebuah kota Kurdi Suriah.
Selama wawancara dengan BBC bulan lalu, Ozalp mengatakan, "Kami tidak takut apa-apa ... Kami akan berjuang sampai akhir. Kami lebih suka meledakkan diri kita daripada ditangkap oleh ISIS."
"Ketika mereka melihat seorang wanita dengan pistol, mereka begitu takut. Mereka mulai bergetar. Padahal mereka menggambarkan diri mereka sebagai pria tangguh kepada dunia," kata Ozalp BBC.
Beberapa laporan menuduh ISIS menggunakan sandera perempuan mereka sebagai budak seks. PBB pekan lalu menyatakan bahwa ISIS telah melakukan pembunuhan massal, menculik perempuan dan anak perempuan, serta menggunakan mereka sebagai budak seks dan mempekerjakan anak-anak sebagai pejuang.