REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Sujito menilai parlemen telah mempertontonkan kisah buruk. Ia menilai pemilihan pimpinan baik DPR ataupun MPR hanya berkisar pada perebutan kursi dan jauh dari perdebatan substansial.
"Voting di DPR dan MPR hanyalah bentuk unjuk kekuatan dan kontes persaingan antar blok," ujar Ari Rabu (8/10) kepada Republika.
Ari mengatakan, perselisihan pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden masih diawetkan untuk urusan perebutan kekuasaan yang dangkal. Dalam perdebatan yang terjadi di DPR dan MPR membuat rakyat tidak yakin terdapat perubahan pada anggota DPR dan MPR baru.
Ari memperkirakan cara voting kedepannya akan terus dilakukan. Hal tersebut, kata Ari, akan menjadi modus dan semakin mendangkalkan politik Indonesia.
Ari menegaskan, sikap dan manuver politik parlemen akan menjadi tanda kebangkrutan institusi wakil rakyat. Menurutnya, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) harus mengatur setting agenda. Selain itu, KIH jangan sampai terjebak permainan Koalisi Merah Putih.
"KIH harus punya pendekatan yang berubah lebih komunikatif sebagai parpol pemenang," katanya.