Rabu 08 Oct 2014 15:15 WIB

Spanyol Terus Berupaya Membendung Ebola

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Pejalan kaki melewati mural yang memperlihatkan gejala ebola di Monrovia, Liberia.
Foto: Reuters
Pejalan kaki melewati mural yang memperlihatkan gejala ebola di Monrovia, Liberia.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Otoritas kesehatan Spanyol mengatakan empat orang telah dirawat di rumah sakit di Spanyol, pada Selasa (7/10), dalam upaya membendung penyebaran ebola. Spanyol menjadi negara pertama di Eropa yang warganya terjangkit ebola.

Perawat yang sebelumnya dinyatakan positif ebola, bersama suami dan dua orang lainnya tengah dipantau secara ketat di sebuah rumah sakit. Kepala Rumah Sakit Carlos III Rafael Perez-Santamaria mengatakan, satu orang merupakan petugas kesehatan, sementara satu lagi merupakan warga Spanyol yang baru kembali dari Nigeria.

Seluruh dunia tengah dilanda keprihatinan akan pandemi ebola, yang menyebar keluar Afrika Barat. Namun para pejabat Spanyol berusaha untuk meyakinkan publik, bahwa mereka tengah berupaya menangani ancaman.

Perez-Santamaria mengatakan, kini dua puluh orang yang telah melakukan kontak dengan perawat tengah dalam pengawasan. Mereka tak diisolasi tapi suhu mereka diperiksa dua kali sehari, untuk memeriksa tanda-tanda infeksi.

Hingga saat ini para pejabat mengatakan, masih menyelidiki bagaimana perawat profesional bisa terinfeksi.

"Ini membuat kami terkejut, kami merevisi protokol kami dan meningkatkan mereka," kata Perez-Santamaria.

Perawat saat ini tengah dirawat dengan antibodi dari pasien yang terinfeksi sebelumnya.

Sementara itu juru bicara Komisi Eropa mengatakan, kasus ini akan dibahas dalam rapat Komite Keamanan Kesehatan Uni Eropa pada Rabu (8/10). "Prioritas kami tetap untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

Seorang profesor virologi molekuler di Universitas Nottingham Inggris, Jonathan Ball, mengatakan perawat seharusnya tak tertular penyakit itu jika pengamanan dan kontrol tindakan dilakukan dengan tepat. Menurutnya, sangat penting diketahui apa yang salah dalam prosedur tersebut pengamanan tersebut.

"Ini dilakukan agar tindakan yang diperlukan dapat diambil untuk memastikan hal tersebut tak terjadi lagi," katanya pada Reuters.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement